Sejarah
Danang Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Sultan Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senapati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kesultanan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Kuthagedhe, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Keraton Kuthagedhe. Sesudah ia meninggal (dimakamkan di Kuthagedhe) kekuasaan diteruskan putranya Raden Mas Jolang yang setelah naik takhta bergelar Sri Susuhunan Hadi Prabu Hanyakrawati.
Pemerintahan Hanyakrawati tidak berlangsung lama karena dia wafat karena kecelakaan saat sedang berburu di hutan Krapyak. Karena itu ia juga disebut Susuhunan Seda hing Krapyak atau Panembahan Seda hing Krapyak yang artinya Raja (yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu takhta beralih sebentar ke tangan putra keempat Raden Mas Jolang yang bernama Raden Mas Wuryah bergelar Adipati Martapura. Ternyata Adipati Martapura menderita penyakit saraf sehingga takhta beralih ke putra sulung Raden Mas Jolang yang bernama Raden Mas Rangsang yang kelak bergelar Sri Sultan Agung Hadi Prabu Hanyakrakusuma pada masa pemerintahan Raden Mas Rangsang, Mataram mengalami masa keemasannya.
Komentar
Posting Komentar